Abdul Wahid Anak Muda Desa Belaras, sekarang Desa Cahaya Baru Dusun Anak Peria,Kecamatan Mandah Indragiri Hilir. Wahid Menamatkan sekolah SD sampai Mts di Desa Simbar. Kemudian, setelah melanjutkan pendidikan ke Madrasah Tsanawiyah (MTs) , MAN 1 Tembilahan, namun hanya 1 catur wulan karena Abdul Wahid pindah sekolah dengan mondok di Pesantren Ashabul Yamin Lasi Tuo, Kec.Ampek Angkek Canduk, Kab Agam. Lebih kurang 3 tahun Abdul Wahid berada di Pondok Pesantren tersebut.
Setelah menyelesaikan study di pondok pesantren, Abdul Wahid dengan semangat menatap masa depan melanjutkan pertualangan pendidikan di Kota Pekanbaru. Niat awal Wahid ingin mendaftar di Universitas Umum, agar ilmu pengetahuan Abdul Wahid dalam menghadapi tantangan kedepannya seimbang.
Ada pengetahuan agama yang dipelajari di Pondok, juga ada pengetahuan umum melalui jenjang universitas. namun pada saat sampai di pekanbaru ternyata kampus-kampus sudah banyak yang tutup, hanya yang masih buka kampus IAIN Susqa (sekang UIN Suska).
Mengingat karena keterbatasan ekonomi dan biaya, akhirnya Abdul Wahid masuk di Fakultas Tarbiyah dan mengambil jurusan Pendidikan Agama Islam. Karena dalam pikiran Abdul Wahid saat itu lumayan murah biaya semesternya . Abdul Wahid menilai jurusan yang diambil setidaknya linier dengan pengetahuan yang ditimba di Pondok Pesantren.
Dalam perjalanan hidup Abdul Wahid, di tahun 2000 Abdul Wahid akhirnya masuk kuliah di kampus IAIN Susqa (sekarang, UIN Suska). Abdul Wahid berkuliah sambil bekerja di saat tidak ada mata pelajaran.
Berbagai macam pekerjaan yang dilakukan Abdul Wahid mulai dari pekerjaan freelance. Kebanyakan jadi kuli bangunan dan terkadang juga jadi cleaning service.
Abdul Wahid lebih kurang 4 tahun belajar di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Pada tahun 2004 Abdul Wahid lulus dan menyandang gelar Sarjana. Banyak sekali pelajaran yang dapat di ambil sehingga membentuk pola fikir dan jalan karir Abdul Wahid hingga saat ini.
Abdul Wahid berkisah ketika menjadi menjadi kuli bangunan dan cleaning service, mungkin sebagian orang menganggap itu pekerjaan kasar yang rendah. Padahal banyak pelajaran dan hikmah jika kita ingin berubah lebih baik dalam proses kita. Abdul Wahid menilai karena dirinya pengalaman menjadi kuli bangunanlah akhirnya dapat memahami pekerjaan konstruksi, sehingga Wahid tertarik membuat perusahaan yang spesialis konstruksi (instilah sekarang kontraktor), Wahid kemudian mengambil pekerjaan-pekerjaan yang joint dengan pemerintah maupun swasta. (Bersambung…) (tnn)