Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example 728x250
PekanbaruRiau

Ketua PKRKI, HR Maizir Mit Tepung Tawar Datuk Seri Segara Utama Setia Wangsa Muhammad Ali

107
×

Ketua PKRKI, HR Maizir Mit Tepung Tawar Datuk Seri Segara Utama Setia Wangsa Muhammad Ali

Sebarkan artikel ini
Ketua PKRKI, HR Maizir Mit saat memberikan tepung tawar

PEKANBARU – Ketua Umum Persebatian Kekerabatan Resam Kerajaan Indragiri, HR Maizir Mit SE MBA  memberikan tepung Tawar Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr H Muhammad Ali SE MM MTr Opsla saat menyandang gelar Datuk Seri Segara Utama Setia Wangsa dari Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), Rabu (5/6/24).

Menurut Tokoh Masyarakat Riau juga Sebagai Ketua Persebatian Kekerabatan Resam Kerajaan Indragiri mengucapkan selamat kepada Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr H Muhammad Ali SE MM MTr Opsla saat menyandang gelar Datuk Seri Segara Utama Setia Wangsa.

” Selamat dan Sukses kepada Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr H Muhammad Ali SE MM MTr Opsla saat menyandang gelar Datuk Seri Segara Utama Setia Wangsa,” tutur HR . Maizir Mit.

Penganugerahan gelar adat tersebut setelah melalui proses pengarakan dan penabalan oleh Ketua Majlis Kerapatan Adat (MKA) LAMR Datuk Seri H Marjohan Yusuf. Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan tanjak sebagai tanda kebesaran adat.

Sebagai informasi, pemberian gelar diberikan LAM Riau karena melihat kepemimpinan tuan Laksamana Muhammad Ali, dinilai berprestasi oleh institusi TNI sepanjang tugasnya. Dimana setidaknya ada 22 penghargaan bintang tanda jasa dari pemerintah dan institusi TNI yang diberikan.

Disebutkan Lembaga Adat Melayu Riau sepatutnya berbangga hati karena semenda/pertalian keluarga orang Melayu, meniti karir di angkatan laut diketahui Kasal pernah bertugas sebagai Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Dumai dan Komandan di Perairan Indonesia Bagian Barat (Pangkoarmada I).

Kemudian pernah juga mendapatkan amanah sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I hingga mencapai puncak karir tertinggi di TNI Angkatan Laut yaitu sebagai Kepala Staf Angkatan Laut.

Ada pun alasan lain tidak kalah pentingnya yang menjadi pertimbangan adalah Tuan Laksamana Muhammad Ali, menikah dengan Fera Muhammad Ali. Yaitu perempuan yang lahir di tanah Melayu, tepatnya kelahiran Tarempa, Kepulauan Riau.

Setelah melalui prosesi penganugerahan adat, Tuan Laksamana Muhammad Ali  berhak menyandang gelar adat selama masa hidupnya dan berhak dipanggil dengan sapaan kehormatan Datuk Seri.

Frasa “Datuk”, berhulu kepada Bahasa Sansekerta, yang maknanya adalah orang yang mulia. Seorang Datuk, adalah seorang pemimpin utama ditengah masyarakat. Gelar kehormatan ini tidak hanya dipakai di Riau, tapi juga di berbagai Kawasan rumpun Melayu.

Setelah kata Dato/Datuk, diikuti dengan kata Seri. Kata ini memiliki arti kilau cahaya dalam diri yang muncul ke permukaan, atau aura positif. Sehingga Datuk yang penuh Seri, mempunyai arti seorang pemimpin yang menjalankan amanah yang terpikul dipundaknya dengan cara berbuat sesuai dengan ketentuan sang pencipta, serta menjalankan kepemimpinannya sesuai dengan perjanjian kepemimpinan dan kaidah-kaidah kemanusiaan yang universal.

Sementara kata “Segara” dalam frasa “Segara Utama Setia Wangsa” tidaklah memiliki arti yang tunggal. Secara harpiah, kata itu berarti “Air atau Lautan”, atau secara maknawi, memiliki arti, tentang sesuatu, atau seseorang yang memiliki kedalaman nilai dalam diri, memiliki kekuatan besar bak gelombang yang bergulung-gulung.

Sementara kata “Wangsa”, dalam takrif Melayu, khususnya jika ditelisik dalam naskah Melayu kuno, memiliki arti “Bangsa”, sebuah kesatuan dari komunitas kaum atau bani, yang berhimpun dalam satu wilayah tanah dan pemerintahan, yang konteks hari ini, dapat diartikan sebagai bangsa dan negara yang tercinta, Republik Indonesia. Oleh karenanya, seseorang yang “Setia Wangsa” akan meletakkan kecintaan dan kesetiaan kepada bangsa dan negara, mengatasi kecintaan kepada diri sendiri dan kelompoknya.

Jasa seseorang tentu tidak hanya dilihat secara kasat mata seperti pemberian benda tertentu. Jasa dapat dipandang dari sudut penjagaan kelautan kepulauan Melayu dan Indonesia umumnya.

Peradaban kebudayaan Melayu melalui masyarakatnya dapat berkembang sebab laut sebagai tempat masyarakat Melayu mencari kehidupan. Melalui pertahanan dan keamanan laut, nelayan bisa melaut, melalui pertahanan dan keamanan laut pula jalur peredaran narkoba bisa ditekan.

Selain itu Tuan Laksamana Muhammad Ali, secara pribadi banyak pula membantu dan mempermudah masyarakat Melayu, khususnya masyarakat Melayu di Dumai dalam memenuhi kebutuhan ekonominya.
( tnn / Mcr )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *