Pekanbaru – Penjabat Gubernur Riau (Pj Gubri) SF Hariyanto mengatakan bahwa percepatan penurunan stunting masih mendapatkan perhatian serius dari pemerintah pusat. Provinsi Riau sendiri mendapatkan capaian yang luar biasa dengan angka prevalensi 13,6% yang lebih baik dari capaian nasional yaitu 21,3%.
SF Hariyanto menambahkan Provinsi Riau mendapatkan urutan ketiga Provinsi dengan angka prevalensi stunting yang kecil. Urutan kedua diduduki oleh Provinsi Jambi sedangkan urutan pertama Provinsi Bali.
Dalam pencapaian serta targetnya untuk menurunkan angka stunting, Hariyanto mengajak masyarakat ikut bertanggung jawab. Dikarenakan, tanggung jawab stunting bukan hanya ada di pihak pemerintah saja, namun semua orang.
“Tanggung jawab stunting bukan cuma pemerintah saja, masyarakat ikut bertanggung jawab, semuanya,” ujarnya.
Pj Gubri juga sarankan untuk program pemberian susu pada ibu hamil. Sehingga, tidak hanya merawat anak yang sudah terlahir stunting, namun mencegahnya dengan memberikan susu untuk sang ibu.
“Tidak hanya merawat anak sudah stunting, tapi ibu yang hamil. Tiap bulan diberikan, jadi aman,” ujarnya.
Hal itu Pj Gubri sampaikan saat menghadiri acara Hari Kesatuan Gerak (HKG) Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) ke-52 selaku Tim Penggerak PKK Prov Riau. Ia kemudian menjelaskan targetnya yang ingin mendapatkan angka satu digit untuk stunting di Riau.
“Di Riau ini sudah saya jalankan untuk target 1 digit, harus di bawah 10%. Kita harap 2025 satu digit,” ucapnya.
Ia juga memerintahkan kepada Tim Penggerak (TP) PKK untuk melihat ke lapangan mengecek posyandu sebagai ujung tombak atasi stunting. Diingatkannya untuk segera melapor jika posyandu yang berada di Kabupaten/Kota di Riau membutuhkan perbaikan.
“Bukan hanya ucapan simbolis saja, saya minta ibu ketua, ibu kapolda, ibu-ibu TP PKK, bersama-sama serang stunting dan kemiskinan agar tidak ada lagi di Riau,” pintanya.
( tnn / mcr / pr)